Kalender adalah sistem penanggalan yang digunakan untuk mencatat waktu berdasarkan pergerakan benda langit. Di Indonesia, ada tujuh kalender yang masih berlaku berhingga saat ini, termasuk kalender Hijriah dan kalender Jawa. Kedua kalender ini sama-sama berbasis bulan, tapi keduanya memiliki perbedaan signifikan, baik dari segi asal usul, struktur, hingga penggunaannya. Simak artikel ini untuk mengetahui perbedaan antara Kalender Hijriah dan Kalender Jawa.
Kalender Hijriah
Kalender Hijriah diperkenalkan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M, yang menggunakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah (622 M) sebagai titik awalnya. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam menentukan waktu ibadah, seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan ibadah haji.
Kalender ini berbasis pada pergerakan bulan, biasa juga disebut lunar calendar atau kalender qomariyah. Dalam kalender ini, satu tahun terdiri dari 12 bulan lunar, dengan total jumlah hari 354 atau 355 hari, tergantung pada siklus bulan.
Kalender Jawa
Kalender Jawa diperkenalkan pada tahun 1633 M oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja ketiga Kesultanan Mataram. Kalender ini merupakan hasil adaptasi dari kalender Saka (Hindu-Buddha) yang sudah lama digunakan di Jawa, dengan penyesuaian berdasarkan Kalender Hijriah dan tradisi lokal Jawa.
Untuk dasar perhitungannya, kalender jawa menggunakan sistem lunisolar, yaitu gabungan antara siklus bulan dan siklus matahari. Jadi, kalender Jawa melanjutkan tahun Saka (yang berbasis matahari), tapi sistem perhitungannya diubah menjadi berbasis pergerakan bulan (sesuai yang digunakan kalender Hijriah). Tujuannya agar perayaan adat dan hari besar Islam bisa berlangsung secara selaras.
Satu tahun dalam kalender jawa terdiri dari 12 bulan dengan total hari 354 atau 355, sama seperti kalender Hijriah. Namun, untuk menyesuaikan dengan siklus matahari, kalender Jawa menggunakan siklus windu (8 tahun), yang mana setiap tahun memiliki nama-nama sendiri.
Rangkuman Perbedaan Kalender Hijriah dan Kalender Jawa
Sistem Perhitungan
- Kalender Hijriah menggunakan sistem lunar murni, tanpa penyesuaian terhadap matahari.
- Kalender Jawa menggunakan sistem lunisolar dengan penyesuaian siklus windu.
Nama Bulan
- Nama-nama bulan dalam kalender Hijriah: Muharram, Safar
- Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban
- Ramadan, Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah
- Nama-nama bulan dalam Kalender Jawa: Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkaidah, Besar.
Jumlah Hari Dalam Sepekan
- Kalender Hijriah hanya memiliki 7 hari dalam seminggu.
- Kalender Jawa memiliki 7 hari dalam seminggu yang dikombinasikan dengan 5 hari pasaran (Pahing, Pon, Wage, Kliwon, Legi).
Fungsi dan Penggunaan
- Kalender Hijriah berfokus pada penentuan waktu ibadah keagamaan, seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan ibadah haji.
- Kalender Jawa lebih banyak digunakan untuk keperluan adat dan tradisi lokal, seperti meramal weton, dan menggelar upacara adat seperti slametan dan pernikahan.
Download Kalender Masehi yang Dilengkapi Kalender Hijriah dan Kalender Jawa di Sini
Butuh kalender yang praktis dan lengkap? Kalender99 menyediakan template kalender siap cetak dan editable yang memuat kalender Masehi, Hijriah, dan Jawa dalam satu desain.
Fitur Unggulan:
- Kalender Masehi akurat
- Penanggalan Hijriah untuk keperluan ibadah.
- Kalender Jawa dengan hari pasaran.
- Desain modern dan mudah diedit sesuai kebutuhan Anda!
Download Sekarang di Kalender99 dan pastikan aktivitas Anda lebih terorganisir di tahun mendatang!
Referensi:
Liputan6. Nyaris Sama, Ini Beda Kalender Jawa dengan Hijriyah
DetikJateng. Mengenal Kalender Jawa: Nama-nama Hari, Bulan, dan Tahun