Secara umum, kita menggunakan kalender Masehi untuk melihat tanggal. Kalender ini berlaku secara internasional sehingga menciptakan keseragaman dalam berbagai aspek kehidupan, seperti perencanaan perjalanan dan komunikasi antarnegara. Tapi, tahukah kamu bahwa selain Masehi, ada beberapa jenis kalender yang berlaku di Indonesia?
Seperti kita ketahui, Indonesia memiliki keberagaman suku, agama, dan tradisi. Hal ini membuat masyarakat kita punya hari-hari spesial yang patokannya dilihat dari kalender tertentu. Simak artikel ini untuk mengetahui tujuh jenis kalender yang masih digunakan di Indonesia.
Jenis Kalender yang Berlaku di Indonesia
Kalender Masehi
Kalender Masehi merupakan sistem penanggalan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia saat ini. Istilah Masehi sendiri merupakan singkatan dari Anno Domini yang dalam bahasa Latin berarti “pada Tahun Tuhan”. Itu karena penanggalan ini didasarkan pada perkiraan tahun kelahiran Yesus Kristus.
Dalam kalender Masehi, satu hari dihitung berdasarkan rotasi bumi pada porosnya, yang memakan waktu sekitar 24 jam. Selanjutnya, perhitungan tahun dalam kalender Masehi didasarkan pada revolusi Bumi mengelilingi Matahari, yaitu sekitar 365 hari. Jumlah hari ini kemudian dibagi menjadi 12 bulan, dengan jumlah hari yang berbeda-beda, mulai 28 sampai 31 hari.
Kalender Hijriah
Kalender Hijriah adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Islam. Nama Hijriah berasal dari kata hijrah yang berarti berpindah, merujuk pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa inilah yang menjadi titik awal penanggalan Hijriah.
Kalender ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Satu tahun Hijriyah terdiri dari 12 bulan, dengan setiap bulan ditentukan berdasarkan fase-fase bulan. Itulah sebabnya, setiap akhir bulan Ramadhan, umat Islam melakukan pengamatan hilal untuk melihat apakah besoknya sudah lebaran atau belum.
Kalender Hijriyah digunakan untuk menentukan hari-hari penting dalam Islam, seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri dan idul Adha.
Kalender Buddha
Kalender Buddha atau kalender Buddhist Era (BE) adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Buddha untuk menandai peristiwa-peristiwa penting dalam ajaran Buddha. Perhitungan kalender Buddha dimulai sejak wafatnya Buddha Gautama pada usia 80 tahun.
Sistem penanggalan BE adalah lunisolar, yaitu menggabungkan perhitungan berdasarkan pergerakan bulan (lunar) dan matahari (solar). Kalender Buddha terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari 29 dan 30 hari per bulan. Jika dijumlah, total hari dalam kalender Buddha adalah 345/346 hari dalam setahun.
Kalender China
Kalender China adalah sistem penanggalan tradisional yang digunakan digunakan untuk menentukan tanggal perayaan tradisional Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek. Sistem penanggalannya menggabungkan aspek-aspek lunar dan solar.
Dalam kalender China, terdapat 12 bulan, di mana setiap bulan memiliki jumlah hari 29 dan 30 secara bergantian. Yang unik, setiap tahun dalam kalender China dikaitkan dengan salah satu dari 12 hewan zodiak Tionghoa, seperti Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi.
Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang masih dipertahankan dan digunakan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Penanggalannya cukup rumit, karena menggunakan sistem lima hari (pasaran), enam harian (paringkelan) dan tujuh hari (padinan) dalam seminggu.
Kalender ini terdiri atas 12 bulan dalam satu tahun, di mana setiap bulan berdurasi 29 atau 30 hari. Setiap bulan disebut dengan nama tertentu seperti: Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.
Kalender Sunda
Kalender Sunda adalah sistem penanggalan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Sunda, yang berasal dari daerah Jawa Barat, Indonesia. Sistem penanggalannya terdiri atas tiga macam, yaitu sistem solar, lunar dan bintang.
Dalam kalender Sunda, ada yang disebut Kala Caka Sunda, yang memiliki jumlah hari 354/355 hari setahun. Ada juga yang disebut Kala Sunda Surya, dengan jumlah hari 365/366 hari, seperti dalam penanggalan Masehi.
Kalender Saka
Kalender Saka adalah sistem penanggalan yang berasal dari India dan digunakan oleh umat Hindu di Indonesia. Kalender saka memiliki 12 bulan dalam satu tahun. Namun, untuk menyesuaikan dengan siklus matahari, kadang-kadang ditambahkan satu bulan kabisat dalam satu tahun, sehingga jumlah bulannya jadi 13.
Kalender99 Sediakan Template Kalender 2025 Masehi, Disertai Penanggalan Hijriah dan Jawa
Dengan begitu banyaknya jenis kalender yang berlaku di Indonesia, kita butuh satu kalender yang bisa menampilkan berbagai penanggalan. Kalender99 memahami kebutuhan ini. Oleh karena itu, kami menyediakan template kalender 2025 Masehi, yang sekaligus menampilkan penanggalan Hijriah dan Jawa.
Template ini sangat akurat, karena tanggal merah sudah disesuaikan dengan SKB 3 Menteri 2024. Ada juga yang dilengkapi jadwal sholat, jadi kamu bisa sesuaikan template dengan kebutuhan. Untuk pesan template kalender 2025, silahkan klik link ini!