Sejarah Kalender: Dari Peradaban Kuno hingga Era Digital

Kalender, alat yang kita gunakan sehari-hari untuk melihat tanggal, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Ini bahkan sudah digunakan sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Orang-orang pada zaman ini menggunakan kalender untuk memahami dan mengukur waktu, serta menyesuaikan diri dengan siklus alam seperti pergantian musim. Simak terus artikel ini untuk mengetahui sejarah kalender mulai dari peradaban kuno hingga era digital!

Sejarah Kalender di Peradaban Kuno

Berdasarkan temuan arkeolog, kalender sudah mulai digunakan pada zaman neolitikum atau Zaman Batu Baru. Ini dibuktikan dengan penemuan susunan batu Wurdi Youang berusia 11.000 yang diyakini digunakan untuk menghitung waktu. Selain itu, ada juga sistem kalender kuno berusia 10.000 tahun yang ditemukan di Warren Field, Aberdeenshire.

Masyarakat primitif diyakini menggunakan konsep yang beragam untuk menghitung waktu, misalnya kemunculan matahari di siang hari atau bulan dan bintang di malam hari. Selain itu, mereka juga kadang mengukur pergantian tahun saat daun mulai tumbuh di pohon tertentu atau jika sesorang mulai panen tanaman tertentu.

Kalender Lunar dan Solar

Ilustrasi sejarah kalender
Ilustrasi

Pada zaman perunggu, orang-orang mulai menghitung kalender menggunakan rumus matematika yang kompleks, dengan menggunakan bulan atau matahari sebagai acuan. Peradaban kuno yang mulai menghitung kalender pada zaman ini termasuk Mesir, Babilonia dan Maya, yang masing-masing punya versi kalender mereka sendiri.

Kalender Mesir Kuno

Kalender Mesir adalah kalender pertama yang menghitung 365 hari dalam satu tahun. Mereka menggunakan dua sistem perhitungan, yaitu berdasarkan fase bulan dan bintang Sirius (yang mirip dengan fase kalender matahari).

Tapi, kedua sistem perhitungan ini berbeda jumlah harinya. Untuk mengatasi masalah ini, orang Mesir menciptakan skema tahun sipil 365 hari yang dibagi menjadi tiga musim. Masing-masing musim terdiri dari empat bulan dengan jumlah hari 30 hari. Untuk melengkapi tahun, mereka menambahkan lima hari interkalasi di akhir tahun, sehingga 12 bulan sama dengan 365 hari, yaitu 360 hari ditambah lima hari.

Kalender Babilonia

Bangsa Babilonia kuno mengandalkan sistem kalender lunisolar, yang menggabungkan perhitungan bulan dan matahari. Kalender ini juga membagi tahun jadi 12 bulan. Tapi karena siklus bulan lebih pendek dari siklus matahari, mereka harus menambahkan 1 bulan kabisat agar sesuai dengan musim.

Kalender Maya 

Peradaban Maya dikenal karena pemahaman mereka yang mendalam tentang astronomi. Hal ini membuat mereka mampu menyusun kalender yang sangat akurat, yang dihitung berdasarkan pengamatan bulan dan matahari.

Kalender Maya yang paling umum dikenal adalah Haab, Tzolk’in, dan Calendar Round. Selain itu, suku Maya juga mengembangkan kalender Mayan Long Count. Kalender ini menghitung 1.872.000 hari atau 5.125,366 tahun tropis. Siklus ini telah berakhir pada 21 Desember 2012 lalu.

Sejarah Kalender Masehi: Julian ke Gregorian

ilustrasi sejarah kalender masehi
Sumber: Freepik

Kalender masehi yang kita gunakan saat ini berasal dari kalender romawi. Kalender romawi sendiri dihitung berdasarkan siklus bulan. Tapi karena siklus bulan dan matahari berbeda, kalender ini kadang tidak sinkron dengan musim dan sangat sulit digunakan. Pada tahun 40-an SM, kalender Romawi sudah maju tiga bulan dari kalender matahari.

Akhirnya, saat Julius Caesar berkuasa, ia mengubah kalender romawi dan memperkenalkan Kalender Julian. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan kalender dengan tahun matahari, serta untuk memastikan bahwa peristiwa-peristiwa penting, seperti perayaan keagamaan dan kegiatan pertanian, selalu terjadi pada musim yang tepat. 

Berdasarkan kalender Julian, terdapat 365,25 hari dalam setahun. Tapi setiap empat tahun, ditambahkan hari kabisat sehingga jumlahnya jadi 366 hari.

Kalender Julian mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 45 SM, dan digunakan selama lebih dari 1.600 tahun.

Pergantian ke Kalender Gregorian

Meskipun kalender Julian digunakan untuk waktu yang lama, kalender ini masih kurang akurat. Pada tahun 1570-an, para astronom menyadari bahwa kalender Julian meleset sedikit karena kesalahan perhitungan hari.

Berdasarkan perhitungan Kalender Julian, tahun matahari adalah 365 hari, 6 jam. Padahal yang benar adalah 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 46 detik. Meskipun perbedaannya sangat tipis, yaitu hanya beda satu hari dalam 130 tahun tapi hal itu mulai terlihat setelah berabad-abad. Pada tahun 1570-an, kalender Julian sudah meleset 10 hari.

Ketidaksesuaian ini menyebabkan terciptanya kalender Gregorian pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Kalender Gregorian mengurangi panjang rata-rata tahun dari 365,25 hari menjadi 365,2425 hari. 

Transisi dari kalender Julian ke kalender Gregorian berlangsung secara bertahap, berlangsung selama beberapa abad. Negara-negara Katolik mengadopsi kalender Gregorian pada tahun 1582, sementara negara-negara Protestan mengadopsinya pada abad ke-17 dan ke-18. Saat ini, kalender Gregorian telah digunakan di lebih dari 190 negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Sejarah Kalender Digital

ilustrasi kalender digital di smartphone
Sumber foto: Unsplash

Dulu, kalender hanya berbentuk fisik seperti prasasti atau gulungan kertas. Tapi berkat kemajuan teknologi, kita bisa mengenal kalender digital. Digitalisasi kalender sendiri mulai dieksplorasi pada tahun 1960-an, tapi hanya digunakan oleh ilmuwan atau lembaga tertentu. Maju ke tahun 1970-an, komputer pribadi mulai muncul dan orang-orang mulai membuat aplikasi kalender digital.

Pada tahun 1979, Dan Bricklin dan Bob Frankston menciptakan aplikasi Planner, yang berjalan pada komputer Apple II. Dengan menggunakan Planner, pengguna dapat membuat kalender dasar menggunakan lembar kerja elektronik.

Selanjutnya, pada tahun 1990, Microsoft memperkenalkan Microsoft Outlook, yang menggabungkan fitur email, kontak, dan kalender jadi satu aplikasi. Pada saat itu, kalender digital dengan cepat didominasi oleh Outlook.

Tapi, seiring menjamurnya internet pada tahun 1990-an, mulai diperkenalkan kalender berbasis web, contohnya adalah Yahoo Calendar di tahun 1998 dan Google Calendar yang diluncurkan tahun 2006.

Sekarang, kalender bahkan sudah ada dalam genggaman kita, karena sudah terintegrasi dengan smartphone yang kita gunakan sehari-hari.

Sebagai kesimpulan, sejarah kalender adalah cerminan dari perkembangan peradaban manusia. Dari pengamatan sederhana terhadap fenomena alam hingga sistem penanggalan yang kompleks, kalender telah memainkan peran penting dalam kehidupan kita.

Cari Template Kalender? Dapatkan di Kalender99!

Meskipun sekarang sudah memasuki era digital, kalender fisik seperti kalender dinding masih sangat dibutuhkan. Ini bisa dipajang di kantor atau di rumah, dan bisa menjadi media promosi yang tepat.

Nah, menjelang tahun baru, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencetak kalender dinding baru. Jika kamu sedang mencari template kalender yang akurat, beli di Kalender99 aja. Kalender kami sudah dilengkapi dengan tanggal merah, dan ada space iklannya juga. Cek Out sekarang juga melalui link ini!


Referensi:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja
WhatsApp